Ada berbagai macam barang yang dapat kita temukan di pasar. Setiap barang mempunyai harga yang berbeda-beda. Sangatlah sulit bagi kita untuk membandingkan harga bermacam-macam barang itu sebab ada harga barang yang naik dan ada harga barang yang tetap, dan ada pula harga barang yang turun. Seandainya harga semua barang berubah ke arah yang sama dan dalam perbandingan yang sama, perubahan harga itu tidak akan memberi banyak pengaruh. Misalnya, bila harga semua barang yang biasa dibeli oleh masyarakat naik dua kali lipat, tetapi penghasilan mereka juga naik dua kali, tingkat hidup atau pendapatan riil masyarakat tidak mengalami perubahan. Tetapi kenyataannya, harga-harga berubah. Oleh karena itu, pengaruh perubahan harga berbeda-beda untuk berbagai lapisan masyarakat. Kenaikan biaya hidup terasa berat sekali bagi keluarga yang berpenghasilan tetap.
![]() |
Indeks Harga dan Inflasi |
Indeks Harga
Kenaikan tingkat harga-harga secara umum diukur
dari hasil pencatatan barang-barang di berbagai kota. Perhitungan dilakukan
tiap bulan dengan menggunakan angka indeks. Angka indeks adalah angka yang
diharapkan dapat memberitahukan perubahan-perubahan variabel sebuah atau lebih
karakteristik pada waktu dan tempat yang sama ataupun berlainan.
Sebenarnya ada beberapa macam angka indeks,
namun pada bahasan ini akan kita bicarakan indeks harga. Indeks harga diartikan
perbandingan perubahan harga dari tahun tertentu dan tahun dasar untuk
mengetahui perkembangan kondisi ekonomi. Dalam perhitungan indeks harga
terdapat tiga kemungkinan berikut.
1.
Jika indeks harga lebih dari 1, berarti tingkat
harga mengalami kenaikan.
2.
Jika indeks harga kurang dari 1, berarti harga
mengalami penurunan.
3.
Jika indeks harga sama dengan 1, berarti harga
tetap.
Indeks harga berperan
sebagai :
a. Alat bagi pemerintah
untuk menentukan kebijakan harga pada masa mendatang.
b. Alat ukur untuk
membandingkan kemajuan ekonomi suatu negara pada masa kini dan masa sebelumnya.
c. Sebagai dasar untuk
mengetahui faktor-faktor penyebab kemajuan dan/atau kemunduran ekonomi negara.
d. Sebagai dasar untuk
menetapkan pola kebijakan ekonomi secara agregat dan kebijakan moneter.
1.
Jenis-Jenis Indeks Harga
Menurut BPS, indeks harga dikelompokkan sebagai
berikut:
a.
Indeks Harga Konsumen (IHK)
IHK merujuk pada perubahan harga suatu barang
dan/atau jasa yang dibeli konsumen pada waktu tertentu. IHK memuat data
mengenai harga barang dan/atau jasa yang dikumpulkan dari berbagai daerah/kota.
IHK dihitung menggunakan metode indeks harga laspeyers dan indeks harga
paasche. IHK memiliki ciri-ciri antara lain:
1)
hanya mengukur harga barang dan/atau jasa yang
dibeli konsumen.
2)
IHK meliputi barang dan/atau jasa domestik dan
barang impor
3)
komponen biaya-biaya bunga dalam IHK mewakili
biaya perumahan.
b.
Indeks Harga Produsen
IHP menggambarkan perbandingan harga barang
dan/atau jasa yang dibeli produsen pada waktu tertentu meliputi bahan mentah
dan bahan setengah jadi. Ciri-ciri IHP
antara lain:
1)
mengukur harga barang yang dibeli produsen
2)
mengukur indeks harga pada awal sistem
distribusi atau penyaluran barang dan/atau jasa
3)
sebagai indikator perkembangan siklus bisnis di
suatu negara.
Jenis
barang yang dapat digunakan untuk mengukur IHP dikelompokkan sebagai berikut:
1)
sektor pertanian
2)
sektor pertambangan
3)
sektor industri
c.
Indeks Harga yang Harus Dibayar dan Diterima
Petani
Indeks harga yang dibayar petani menggambarkan
perkembangan harga kebutuhan rumah tangga petani, baik kebutuhan konsumsi rumah
tangga ataupun proses produksi pertanian.
d.
Indeks Harga Implisit (PDB Deflator)
Indeks ini digunakan mengetahui tingkat inflasi
dilihat dari aspek perekonomian secara makro.
2.
Metode Perhitungan Indeks Harga
Kelemahan
indeks laspeyres yaitu hasil perhitungan lebih besar. Harga cenderung barang
cenderung naik sehingga jumlah barang yang diminta menurun.
Berikut ini data perkembangan indeks harga dari BPS pada bulan September 2019. Data ini juga menggambarkan tingkat inflasi dalam bulan tersebut.
![]() |
Data Perkembangan Indeks Harga Bulan September 2019 |
Inflasi
Pernahkah kalian berpikir bahwa uang yang kalian miliki makin hari makin turun nilainya? Orang-orang sering bilang bahwa uang tidak berharga lagi. Hal ini cukup beralasan, bayangkan saja, dahulu dengan uang Rp5.000,00 kalian sudah bisa membeli mie ayam, es cream, bensin, dan bahkan membayar parkir berkali-kali. Namun sekarang, uang segitu hanya cukup untuk membeli 1 mangkuk mie ayam saja bahkan kemungkinan kurang. Uang Rp5o.000,00 dulu cukup untuk belanja bahan makanan untuk 5 hari, namun saat ini kemungkinan hanya akan cukup untuk membelinya 1-2 hari saja. Turunnya nilai uang salah satunya disebabkan adanya inflasi.
Inflasi bukan hal yang asing lagi dalam
pembahasan ekonomi di Indonesia. Di dalam berita, baik di media cetak maupun
elektronik, seringkali inflasi menjadi topik hangat bidang ekonomi. Inflasi di
Indonesia menjadi permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun. Inflasi dapat
diartikan sebagai meningkatnya harga-harga secara umum yang berlangsung
terus-menerus. Saat terjadi inflasi, daya beli masyarakat akan menurun karena
nilai riil uang (rupiah) menurun.
Selain istilah inflasi, dalam ekonomi
juga dikenal istilah deflasi sebagai keadaan kebalikan dari inflasi. Deflasi
adalah keadaan semakin turunnya harga-harga barang, atau suatu keadaaan semakin
meningkatnya nilai uang.
Pada saat inflasi, harga-harga barang
naik, sebaliknya ketika terjadi deflasi harga-harga barang turun, tetapi harus
diingat bahwa pada waktu terjadi inflasi maupun deflasi tidak semua harga-harga
barang berubah dengan ragam dan arah yang sama.
Komponen yang mempengaruhi terjadinya
inflasi adalah sbb:
Ø Kenaikan
harga
Ø Bersifat
umum
Ø Berlangsung
secara terus – menerus
Inflasi
yang diukur dengan IHK dikelompokkan dalam tujuh kelompok pengeluaran yaitu:
Ø kelompok
bahan makanan
Ø kelompok
makanan jadi, minuman dan tembakau
Ø kelompok
perumahan
Ø kelompok
sandang
Ø kelompok
kesehatan
Ø kelompok
pendidikan dan olahraga
Ø kelompok
transportasi dan komunikasi.
1.
Faktor-Faktor Penyebab Inflasi
Inflasi dapat terjadi karena uang beredar
terlalu banyak sehingga masyarakat semakin ingin membelanjakan uangnya. Apabila
jumlah barang yang tersedia tidak diimbangi dengan permintaan pasar, harga
barang akan naik. Secara umum inflasi terjadi disebabkan faktor-faktor sebagai
berikut.
a.
meningkatnya permintaan agregat.
b.
terhambatnya produksi barang dan jasa
(supply aspect) akan mengakibatkan pasokan barang kebutuhan masyarakat
terhambat.
c.
ketidakseimbangan jumlah uang beredar dan
jumlah barang dalam masyarakat.
d.
naiknya harga BBM dan TDL.
e.
banyaknya jumlah uang beredar dalam
masyarakat karena penerbitan uang baru oleh otoritas moneter.
f.
adanya desakan kelompok tertentu untuk
memperoleh kredit dengan bunga ringan.
g.
adanya fluktuasi dari sektor luar negeri
(ekspor/impor), investasi, tabungan dan penerimaan negara.
2.
Jenis-Jenis Inflasi
Secara umum, jenis-jenis inflasi
dikelompokkan sebagai berikut.
a.
Berdasarkan sumbernya
1)
Inflasi dalam negeri
Cth : karena penerbitan uang baru, kegagalan
panen.
2)
Inflasi luar negeri
Cth : naiknya barang impor.
b.
Berdasarkan cakupan pengaruh kenaikan
harga
1)
Inflasi tertutup (closed inflation), yaitu kenaikan harga secara umum yang berkaitan
dengan satu atau dua barang tertentu secara berkelanjutan.
2)
Inflasi terbuka (open inflation), yaitu kenaikan harga barang yang terjadi secara
keseluruhan.
3)
Inflasi tidak terkendali (hyperinflation), yaitu inflasi yang
tinggi sehingga harga barang terus berubah dan naik.
c.
Berdasarkan tingkat keparahan
1)
inflasi ringan (Laju inflasi kurang dari
10% per tahun).
2)
inflasi sedang (laju inflasi pada tingkat
10-30% per tahun).
3)
inflasi berat (laju inflasi pada tingkat
30-100% per tahun).
4)
inflasi tidak terkendali (laju inflasi di
atas 100% per tahun).
d.
Berdasarkan penyebabnya
1)
Inflasi tarikan permintaan (demand full inflation)
Inflasi ini terjadi karena bertambahnya
permintaan yang dilakukan masyarakat, investor, atau pemerintah terhadap suatu
barang tertentu.
2)
Inflasi dorongan biaya (cost push inflation)
Inflasi ini terjadi karena naiknya biaya
produksi, seperti naiknya biaya bahan baku dan naiknya gaji.
Ada
beberapa negara yang pernah mengalami hiperinflasi. Pada November 2016 kenaikan
harga di Venezuela mencapai 219% per bulan dan naik dua kali lipat setiap 18
hari. Kenaikan harga pada Agustus 2018 mencapai 65.000%. Selain Venezuela,
berikut beberapa negara yang pernah mengalami hiperinflasi.
1. Hungaria (1946) tingkat inflasi harian
207%, harga naik dua kali lipat setiap 15 jam. Pada Juli 1946 inflasi mencapai
41.900 triliun%.
2. Zimbabwe (2008), tingkat inflasi harian
98%, harga naik dua kali lipat setiap 25 jam. Pada November 2008, kenaikan
harga mencapai 79 miliar% per bulan.
3. Yugoslavia (1994), tingkat inflasi harian
65%, harga naik dua kali lipat setiap 34 jam. Pada awal tahun 1994 harga naik
313 juta% per bulan.
4. Jerman (1923), tingkat inflasi harian 21%,
harga naik dua kali lipat setiap 3 hari 17 jam. Pada Oktober 1923 inflasi
mencapai 29.500% per bulan.
5. Yunani (1944), tingkat inflasi harian
18%, harga naik dua kali lipat setiap hari 6 jam. Pada November 1944 inflasi
mencapai 13.800% per bulan.
Sumber:
https://ekonomi.kompas.com/read.2018/09/22/17412226/tak-hanya-venezuela-5-negara-ini-pernah-alami-hiperinflasi,
diakses 16 Januari 2018
3. Perhitungan Laju Inflasi
Data yang diperlukan untuk menghitung
inflasi adalah indeks harga. Jenis indeks harga yang digunakan Badan Pusat
Statistik (BPS) untuk menghitung inflasi adalah indeks harga konsumen (IHK).
4. Dampak Terjadinya Inflasi
Secara umum, inflasi membawa dampak
positif dan dampak negatif bagi kelompok masyarakat tertentu.
a.
Bagi Pemilik Penghasilan Tetap dan Tidak
Tetap
Kelompok masyarakat berpenghasilan tetap
akan mengurangi daya belinya. Sedangkan kelompk masyarakat berpenghasilan tidak
tetap, seperti pedagang, akan memperoleh keuntungan dari naiknya harga jual.
b.
Bagi Penabung
Saat terjadi inflasi, nilai riil uang
menurun. Kondisi ini dapat merugikan masyarakat yang menabung dalam bentuk uang
tunai. Masyarakat pun enggan menabung uang tunai. Jika tingkat tabungan
menurun, sektor usaha dan investasi tidak berkembang.
c.
Bagi Debitur dan Kreditur
Bagi debitur (orang yang meminjam uang),
inflasi akan menguntungkannya. Pada saat pembayaran utang, nilai riil uang
lebih rendah dibandingkan saat meminjam uang. Bagi kreditur sebaliknya.
d.
Bagi Produsen
Pada saat terjadinya inflasi, produsen
akan menaikkan harga jual.
e.
Bagi Perekonomian Nasional
1)
meningkatnya suku bunga
2)
menurunnya tingkat inflasi
3)
menurunnya daya saing produk nasional
4)
menimbulkan defisit neraca pembayaran
5)
mendorong penanaman modal bersifat
spekulatif
6)
menimbulkan kegagalan pelaksanaan
pembangunan ekonomi
7)
merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat
8)
menimbulkan ketidakpastian keadaan
ekonomi pada masa akan datang.
5.
Cara Mengatasi Inflasi
Inflasi berpengaruh terhadap kualitas
hidup masyarakat dan perekonomian suatu negara. Terkait inflasi, pemerintah
dapat menerapkan kebijakan moneter, fiskal, serta nonmoneter dan nonfiskal.
a.
Kebijakan Moneter
Tujuan kebijakan moneter adalah
menciptakan dan mempertahankan stabilitas harga. Kebijakan yang diberlakukan
adalah :
1)
kebijakan diskonto, yaitu kebijakan
menaikkan suku bunga bank untuk mengurangi jumlah uang beredar.
2)
kebijakan pasar terbuka, yaitu kebijakan
menjual surat berharga untuk mengurangi jumlah uang beredar dalam masyarakat.
3)
cadangan kas minimum, yaitu kebijakan
menaikkan persentase cadangan kas minimum di bank umum.
4)
kebijakan kredit selektif, yaitu
kebijakan mengurangi jumlah uang beredar dengan memperketat persyaratan kredit.
b.
Kebijakan Fiskal
Kebijakan yang diberlakukan sebagai
berikut:
1)
mengatur pengeluaran pemerintah
2)
meningkatkan tarif pajak
c.
Kebijakan Nonmoneter dan Nonfiskal
1)
peningkatan kapasitas produksi
2)
menetapkan harga ecer tertinggi (HET)
3)
melarang impor barang dari negara yang
sedang mengalami inflasi
4)
menjaga kestabilan tingkat upah melalui
penetapan UMR
5)
melakukan pengaturan distribusi barang
6)
mempermudah masuknya barang impor dengan
menurunkan tarif impor
Permintaan dan Penawaran Uang
Inflasi menyebabkan penurunan
nilai riil uang yang akan memengaruhi permintaan dan penawaran uang. Kebutuhan
masyarakat atau uang yang akan digunakan dalam proses konsumsi dan produksi
disebut permintaan uang. Pihak yang berwenang menyediakan (menawarkan) uang
yaitu Bank Indonesia.
1.
Uang
Dalam KBBI Edisi Kelima, uang diartikan alat
tukar atau standar ukur nilai (satuan hitung) yang sah, terbuat dari kertas,
emas, perak, atau logam yang dicetak pemerintah suatu negara. Adanya uang
memungkinkan aktivitas ekonomi berlangsung praktis dan mudah. Uang berkaitan
dengan sesuatu yang diterima masyarakat sebagai alat tukar atau pembayaran yang
sah.
a.
Fungsi Uang
Fungsi uang dibedakan menjadi dua yaitu:
1)
Fungsi asli, meliputi uang sebagai alat tukar dan alat hitung (menunjukkan
nilai barang dan/atau jasa serta membandingkan nilai suatu barang.
2)
Fungsi turunan, meliputi uang sebagai alat penunjuk harga, alat pembayaran, alat
penyimpan kekayaan, alat penyimpan nilai, standar (ukuran) pembayaran masa
depan, alat pembentuk dan pemindah kekayaan, alat pendorong kegiatan ekonomi,
serta alat pencipta kesempatan kerja.
b.
Jenis-Jenis Uang
Jenis-jenis uang terdiri atas uang kartal, uang
giral, dan uang kuasi.
1)
Uang kartal, terdiri atas uang kertas dan uang
logam.
2)
Uang giral, adalah uang yang dikeluarkan oleh
bank umum berupa surat-surat berharga. Uang giral dapat digunakan sebagai alat
pembayaran yang sah. Contohnya cek, giro, kartu kredit/debit, uang elektronik (e-money), dan wesel pos.
3)
Uang kuasi, yaitu surat-surat berharga yang
dapat dijadikan alat pembayaran atau uang yang berada di bank. Contohnya
deposito berjangka, tabungan, serta rekening valuta asing milik swasta
domestik.
2.
Permintaan Uang
Peran uang dalam suatu negara dapat mendorong
kegiatan perekonomian. Permintaan uang merupakan keseluruhan jumlah uang yang
ingin dimiliki suatu perusahaan maupun masyarakat atau sebagai kebutuhan
masyarakat terhadap uang tunai.
a.
Toeri Permintaan Uang
1)
Teori Klasik
Teori klasik memfokuskan pada hubungan antara
jumlah uang beredar dan nilai uang atau tingkat harga. Salah satu contoh teori
klasik yaitu teori kuantitas uang. Teori kuantitas uang dikembangkan oleh
Irving Fisher. Teori ini menjelaskan perubahan jumlah uang beredar menimbulkan
perubahan harga barang secara umum. Secara matematis, rumus teori kuantitas
uang sebagai berikut.
M x V = P x T
|
Keterangan
:
M
= Money (jumlah uang yang
beredar)
V
= Velocity circulation of money (
kecepatan peredaran uang)
P
= Price (tingkat harga)
T
= volume of trade (volume
perdagangan
|
2)
Teori Keynes
Teori Keynes dikembangkan oleh John Maynard
Keynes, ekonomi asal Inggris. Teori ini juga dikenal dengan teori liquidity
preference. Dalam teori permintaan uang, Keynes menyatakan motif seseorang
memegang uang tunai sebagai berikut.
a)
Motif transaksi
Semakin tinggi pendapatan seseorang, semakin
banyak jumlah barang dan/atau jasa yang diminta.
b)
Motif berjaga-jaga
Uang berfungsi sebagai alat menghadapi
ketidakpastian ekonomi pada masa depan.
c)
Motif spekulasi
Uang berfungsi sebagai alat ukur kekayaan.
Bentuk kekayaan tersebut dapat menjadi investasi yaitu sumber untuk memperoleh
keuntungan pada masa datang.
b.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Permintaan Uang
Secara umum, faktor-faktor yang memengaruhi
permintaan uang antara lain:
1)
tingkat pendapatan masyarakat yang bertambah
2)
tingkat suku bunga bank yang naik atau tinggi
3)
kekayaan masyarakat yang bertambah
4)
berubahnya selera masyarakat terhadap barang
dan/atau jasa
5)
tingkat harga umum yang mengalami kenaikan
6)
adanya fasilitas pembelanjaan secara kredit
7)
serta sistem pembayaran yang berlaku dalam
perekonomian.
3.
Penawaran Uang
Penawaran uang diartikan jumlah uang yang
beredar dalam masyarakat yang meliputi uang kartal dan uang giral. Penawaran
juga diartikan jumlah uang kartal dan uang giral di luar sistem moneter yang
dimiliki sektor swasta domestik.
a.
Teori Penawaran Uang
Teori penawaran uang terdiri atas teori
penawaran uang tanpa bank (sistem emas) dan teori penawaran uang modern.
1)
Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori ini dalam penciptaan uang tidak
dipengaruhi oleh bank, tetapi sistem standar emas. Jumlah uang beredar tergantung
pada ketersediaan emas dalam masyarakat. Penawaran uang akan meningkat apabila
produksi emas meningkat.
2)
Teori Penawaran Uang Modern
Teori ini menggunakan sistem standar kertas dan
otoritas moneter (pemerintah dan bank sentral), serta lembaga keuangan menjadi
sumber terciptanya uang beredar.
b.
Faktor-Faktor yang Memengaruhi Penawaran Uang
Perkembangan jumlah uang beredar mencerminkan
kondisi perekonomian suatu negara. Faktor-Faktor yang memengaruhi jumlah uang
beredar antara lain :
1)
Tingkat suku bunga bank
2)
tingkat pendapatan masyarakat
3)
jumlah penduduk yang besar
4)
tingkat produksi dan pendapatan nasional
5)
letak geografis suatu wilayah yang strategis
6)
penguasaan iptek
7)
perkembangan globalisasi ekonomi yang pesat
Peredaran
jumlah uang sangat berpengaruh terhadap perekonomian. Kegiatan perekonomian
tidak dapat berjalan dengan lancar tanpa adanya uang. Meskipun demikian, uang
yang tersedia hendaknya dimanfaatkan secara bijak dan rasional serta
bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Sumber : Buku PR Ekonomi Intan Pariwara, dan sumber relevan lainnya.
Sumber : Buku PR Ekonomi Intan Pariwara, dan sumber relevan lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar